Senin, 24 Maret 2014

Diam



Jari jari ini tidak sanggup menampung jumlah siapa saja yang aku temui
bidik kamera tidak mampu menjelaskannya
kenapa mataku ?
dia tandai siapa saja yang bicara
ada apa di hatiku ?
dia rasakan apa yang terjadi
mengapa aku terus memahami

aku lebih memilih untuk menatap saja
meredam api yang mereka buat
hancurkan gunung batu yang mereka ciptakan
palingkan sapaan ganas itu
dengan diam tanpa suara

ingin  sekali seperti perempuan itu
tapi dia sudah meninggalkan aku
dia pernah datang di ruang tidurku
dan berkata  "aku senang disini"
latar hijau
dan satu lagi penyejuk hati

hari ini aku banyak belajar
perbedaan ini aku resapi
sekali lagi
aku selalu mengerti




Astria Oktadary

Hujan



Aku lihat
mereka turun perlahan
tak luput bau wangi itu
dengan bunyi yang diperdengarkan
membuat semua kebasahan
menyentuh ke tanah hingga aku terpana

Setelahnya mereka berikan
warna warni indah
dengan lengkungan mata sang dewi

Tujuh sinar
segenap rasa
membuatku ingin lama menatap ke langit

Kubuka payung merah merona
dengan riang juga gembira
membawa jemariku menyentuhnya
itulah karunia yang DIA berikan



Astria Oktadary
 

Terbanglah Jauh


Mungkin ini titik terbawah
mata mencari ruang tanpa cahaya
mengapa laut tak biru lagi
mengapa awan hitam kelam
melati pun tak seharum biasanya

Kincir yang tertiup angin tidak mampu menghiburku
ini tidak biasanya
tiada alasan tuk menarik senyum
pergi ketempat yang seharusnya di tuju
yang lebih memilih untuk tetap

Belum akhir cerita
tapi sudah ada
kepada siapa harus katakan
bukan itu yang terjadi




Astria Oktadary