Kira
kira pukul 1 siang, aku dengan perasaan yang tidak menentu, gelisah dan merasa
tidak nyaman dengan udara panas siang itu, rasa rasanya matahari satu jengkal
ada diatasku. Bersama ibu yang aku sayangi di sampingku mendengar aku
mengeluhkan “ aduh mataharinya, panas banget sih”.
“Kamu
tau cerita ini? Tanya ibu padaku, dan melanjutkan ceritanya. “ Matahari
mengeluh kepada Allah, dia sudah tidak ingin bersinar lagi menerangi dan
menghangatkan dunia , karena banyak manusia yang tidak bersyukur ! tapi Allah
berkata pada Matahari “ Bersabarlah bersabarlah.....” karena perintah Allah
matahari masih berkenan memancarkan cahayanya hingga kini.
Jangan
sekalipun mengeluhkan panasnya matahari, yang masih mau muncul di setiap kita
membuka hari, menerangi mata kita agar dapat melihat orang orang yang kita
sayangi di sekeliling kita, menjadi
pertanda untuk masih dapat kita beribadah
kepada Allah, membantu ibu ibu mengeringkan cucian bajunya, ada senyum lebar pengusaha
kerupuk melihat produksinya berhasil, termasuk
bibit buah naga yang dibawakan Ayah dari Samarinda riang gembira tumbuh dipekarangan rumah karena sinarnya, dan pasti
masih banyak lagi bahagia yang diberikan kepada umat manusia.
Menjadi
pelajaran yang sangat luar biasa dan penting untukku dari kata kata kecil yang
aku ucapkan saat mengeluhkankan sesuatu yang berharga sangat besar. Bersyukurlah,
Alhamdulillah.....
Astria Oktadary